KFC Mengalami Kerugian Mencapai Rp 557 Miliar, Menutup 47 Gerai dan Hingga PHK 2.274 Orang Karyawan


Kota Bekasi -  Emiten restoran pengelola jaringan KFC Indonesia milik Keluarga Gelael dan Grup Salim, PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) membukukan rugi bersih Rp557,08 miliar hingga kuartal III/2024. 


Dari laporan keuangan FAST dikutip Rabu (6/11/2024), peningkatan signifikan pada rugi perseroan, sejalan dengan turunnya pendapatan FAST sepanjang sembilan bulan ini sebesar 22,28 persen menjadi Rp3,59 triliun dari sebelumnya Rp4,62 triliun. 


Pendapatan atas makanan dan minuman, komisi atas penjualan konsinyasi, dan jasa layanan antar mengalami penurunan hingga kuartal III-2024. 


Masing-masing menjadi Rp3,57 triliun dari sebelumnya Rp4,6 triliun; Rp15,37 miliar dari sebelumnya Rp17,26 miliar, dan Rp1,41 miliar dari sebelumnya Rp2,07 miliar. 


Manajemen FAST mengatakan, selama beberapa tahun terakhir, Grup telah melaporkan kerugian berulang dan untuk periode


sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024, rugi periode berjalan mencapai Rp558,75 miliar dan total liabilitas lancar konsolidasi Grup melebihi total aset lancar konsolidasinya sebesar Rp1,23 triliun per 30 September 2024 dibanding 31 Desember 2023 sebesar Rp1,02 triliun.


Rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tersebut membengkak 265,5 persen dibanding periode yang sama 2023 sebesar Rp152,41 miliar.


Kerugian tersebut berimbas terhadap keputusan perusahaan yang pada akhirnya menetapkan untuk menutup sebanyak 47 gerai hingga September 2024.


Adapun penutupan gerai tersebut berimbas terhadap efisiensi karyawan sebanyak 2.274 orang, yang tercatat dalam laporan keuangan. Saat ini ada sebanyak 13.715 karyawan hingga 30 September 2024, dari 15.989 karyawan pada 31 Desember 2023


"Kondisi ini merupakan dampak berkepanjangan dari pemulihan Grup dari pandemi Covid-19, di mana penjualan belum mencapai tingkat yang diharapkan oleh manajemen, dan situasi pasar memburuk akibat dampak dari Krisis Timur Tengah," tuturnya dalam laporan keuangan. 


"Dua masalah ini telah berdampak negatif terhadap hasil Grup untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024," ujar manajemen.


(Red)

Lebih baru Lebih lama