Kota Bekasi - Human metapneumovirus (HMPV) merupakan virus RNA untai tunggal negatif dari keluarga Pneumoviridae, genus Metapneumovirus.
Virus ini telah menjadi perhatian dunia, terutama sejak lonjakan kasusnya terjadi di China. Berikut gejala penyakit HMPV China yang saat ini tengah menarik perhatian.
Menukil Center For Disease Control and Prevention (CDC) China, virus ini pertama kali ditemukan pada 2001 oleh ilmuwan Belanda yang meneliti sampel saluran napas anak-anak dengan infeksi pernapasan akibat patogen yang tidak diketahui.
Studi serologis tersebut menunjukkan, virus ini telah ada selama lebih dari 60 tahun dan tersebar secara global sebagai patogen pernapasan yang umum.
Virus yang menyerang saluran pernapasan ini dapat menular melalui droplet, kontak langsung, atau paparan lingkungan yang terkontaminasi.
Virus Human Metapneumovirus (HMPV) menjadi sorotan dunia kesehatan global.
Virus HMPV ini dilaporkan menyebar dengan cepat di China sejak Desember 2024.
Bahkan jumlah penderita Virus HMPV mengalami lonjakan kasus, terutama di kalangan anak-anak.
Kondisi ini bahkan membuat rumah sakit dan krematorium di negara tersebut dilaporkan kewalahan.
Menurut NDTV, beberapa laporan menyebutkan bahwa pemerintah China telah mengumumkan keadaan darurat terkait wabah HMPV.
Namun, klaim ini belum mendapat konfirmasi resmi dari pihak berwenang.
Virus HMPV diketahui menimbulkan gejala mirip flu dan menyerupai Covid-19, sehingga memerlukan perhatian khusus dari otoritas kesehatan setempat.
Meski umumnya gejala yang muncul ringan, HMPV juga bisa memicu kondisi serius pada beberapa individu.
Dilansir dari WebMD, Selasa (31/12/24), berikut sederet gejala dari penyakit HMPV China, antara lain:
1. Mengi
Mengi terjadi akibat penyempitan saluran pernapasan, menghasilkan suara bernada tinggi ketika bernapas.
Kondisi ini merupakan salah satu tanda infeksi serius pada saluran pernapasan bagian bawah dan biasanya membutuhkan perhatian medis, terutama jika frekuensi mengi meningkat.
2. Kenaikan frekuensi asma
Bagi penderita asma, infeksi HMPV dapat memperburuk gejala asma, mulai dari kesulitan bernapas, batuk hebat, hingga mengi.
3. Kesulitan bernapas dan sesak napas
Penderita akan mengalami napas pendek atau tidak teratur hingga ketidakmampuan menarik napas dalam.
4. Kelelahan
Infeksi HMPV dapat membuat tubuh bekerja lebih keras untuk melawan virus, mengakibatkan kelelahan yang signifikan. Kondisi ini sering kali diperburuk oleh kurangnya oksigen akibat gangguan pernapasan.
5. Bronkitis
Meski biasanya dapat sembuh dengan sendirinya, namun dalam beberapa kasus bronkitis bisa berkembang menjadi lebih parah. Hal ini utamanya terjadi pada kelompok rentan.
6. Bronkiolitis parah
Kondisi ini lebih umum terjadi pada anak-anak, terutama bayi. Bronkiolitis adalah peradangan pada saluran udara kecil di paru-paru (bronkiolus). Dalam kasus yang sangat jarang, bronkiolitis parah dapat menjadi fatal tanpa pengobatan yang tepat.
7. Pneumonia
Pneumonia adalah komplikasi yang paling serius dari infeksi HMPV. Kondisi ini terjadi ketika paru-paru mengalami peradangan yang lebih dalam.
Tanda-tanda pneumonia mulai dari demam tinggi, batuk parah dengan dahak, nyeri dada, hingga napas dangkal.
Pemerintah RI belum perketat dan melarang perjalanan keluar masuk China
Sementara itu Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan belum akan memperketat atau melarang perjalanan keluar masuk China buntut penyebaran kasus Influenza A dan virus Human Metapneumovirus (HMPV) di negara tersebut.
Juru Bicara Kemenkes, Widyawati mengatakan pemerintah sejauh ini baru melakukan surveilans, pengamatan, dan pelaporan guna mewaspadai virus itu masuk ke Indonesia.
Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan, terutama bagi WNI yang melakukan perjalanan ke China.
"Saat ini belum diperlukan kebijakan pembatasan atau larangan perjalanan ke luar masuk Indonesia ke Tiongkok," ujar Widyawati saat dihubungi, Jumat (3/1).
Hingga saat ini, Kemenkes memastikan belum ada temuan kasus Flu A dan HMPV di Indonesia. Menurut Widyawati, kasus flu A varian H5N1 pernah terjadi di Indonesia pada 2005 dan 2017. Namun, sejak 2018 belum ada temuan kasus tersebut pada manusia.
Sementara untuk varian H5N6 dan H9N2, yang dilaporkan terjadi beberapa kasus di Tiongkok, hingga kini belum pernah dilaporkan terjadi di Indonesia. Hingga saat ini, kata Widyawati, penyebaran dua varian tersebut masih terlokalisir di China.
"Dari data dan informasi yang kami himpun khususnya dari WHO hingga saat ini kasus influenza Tipe A dan HMPV masih menyebar di wilayah Tiongkok saja," kata dia.
Kasus HMPV sebelumnya dilaporkan meledak di China dalam beberapa waktu terakhir.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China pada Kamis (26) mencatat ada tren peningkatan kasus HMPV selama sepekan pada 16 Desember hingga 22 Desember.
Menurut data pihak berwenang, kasus ini meningkat di kalangan anak-anak di bawah usia 14 tahun. Provinsi utara China menjadi lokasi penyebaran infeksi yang gejalanya mirip dengan Covid-19 tersebut, demikian dilansir dari Reuters.
(Red)